Selasa, 10 April 2012

OLAHRAGA STADION


Dana Lampu Stadion Wujil

Syahrul Munir | Latief | Sabtu, 3 Maret 2012 | 13:21 WIB
k10-11 Petugas tengah melakukan persiapan uji coba lampu penerangan di Stadion Wujil, Kabupaten Semarang, Sabtu (03/03/2012)
1
TERKAIT:
UNGARAN, KOMPAS.com — Pemasangan empat titik lampu penerangan di Stadion Wujil, Semarang, Jawa Tengah, senilai Rp 7 miliar dinilai sebagai pemborosan keuangan negara. Lampu penerangan dibiayai dengan APBD Jateng tersebut dikhawatirkan mangkrak lantaran tak dilengkapi genset untuk menyalakannya.
http://assets.kompas.com/data/2k10/kompascom2011/images/quote_1.gif
Sebenarnya yang kami usulkan adalah pembangunan pagar penonton, perbaikan tribun, dan penanaman rumput yang standar. Namun, kegiatan yang direalisasikan justru pemasangan lampu.
-- Joko Sriyono
http://assets.kompas.com/data/2k10/kompascom2011/images/quote_1.gif
"Sebenarnya yang kami usulkan adalah pembangunan pagar penonton, perbaikan tribun, dan penanaman rumput yang standar. Namun, kegiatan yang direalisasikan justru pemasangan lampu,'' kata Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Joko Sriyono, Sabtu (3/3/2012).
Menurut Joko, Pemprov Jateng semestinya berkoordinasi dengan kabupaten dalam membuat program kegiatan di daerah. Dengan demikian, anggaran untuk membiayai program kegiatan di daerah tepat sasaran dan tidak mubazir.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Semarang, Gofar Ismail, mengatakan, pengadaan genset untuk melengkapi lampu penerangan Stadion Wujil akan diusulkan ke provinsi tahun ini.
"Ya, kalau ada pertandingan di malam hari sementara kita sewa genset dulu," ujarnya.
Pantauan Kompas.com, Sabtu siang ini, sejumlah petugas tengah melakukan persiapan uji coba lampu dengan mendatangkan empat buah genset. Menurut seorang petugas, Heru (44), untuk menghidupkan empat titik lampu stadion itu sedikitnya dibutuhkan listrik 300.000 watt.
"Satu titik terdiri dari 36 buah lampu, tiap satu lampu butuh 2.000 watt listrik," katanya.
Kakek Tunanetra Hidup dari Sangkar Ayam
Abdul Haq | Glori K. Wadrianto | Jumat, 2 Maret 2012 | 08:25 WIB

|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar